
“Selama setahun, orang-orang kaya yang menggunakan BBM bersubsidi menerima subsidi sebesar Rp13.882.000 sementara sepeda motor hanya Rp1.338.240,” tulis Bank Dunia dalam laporannya yang dipublikasikan, Rabu (4/4/2012).
Survei juga menunjukan bahwa masyarakat miskin atau mereka yang tidak memiliki kendaraan bermotor justru menjadi golongan yang paling tidak menikmati subsidi padahal golongan inilah yang menjadi target utama dari belanja subsidi.
“Hanya satu persen rumah tangga miskin yang menikmati subsidi dari sekitar 40 persen rumah tangga pribadi. Mereka hanya mendapatkan subsidi tidak langsung melalui tariff angkutan yang murah,” tutur Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia Shubham Chaudhuri, saat memaparkan kajian ‘Indonesia Economic Quarterly’ siang tadi.
Shubham pun mengkritisi banyaknya mobil yang menggunakan BBM bersubidi karena belanja subsidi bisa membengkak. Bila harga BBM tidak segera dinaikkan, Shubham memperkirakan belanja subsidi bisa membengkak Rp269 triliun hingga menyebabkan defisit 3,1 persen.
Shubham mengingatkan dari pada menghabiskan belanja subsidi untuk membantu golongan mampu, Bank Dunia berharap pemerintah bisa segera menaikkan BBM bersubsidi. Meskipun pahit tapi langkah tersebut lebih baik dari pada beban bertambah untuk menopang golongan mampu.
“BBM bersubsidi itu seperti makanan berlemak, seperti rendang dan menerapkan kenaikan BBM itu seperti healthy diet. Kita harus membatasi (rendang) agar tidak terkena heart attack,” ujar Shubham.
sumber
0 komentar:
Posting Komentar